Senin, 20 Desember 2010

ALAY

Alay merupakan singkatan dari Anak Layangan, yang biasanya anak layangan itu mencirikan anak kampung yang mempunyai kulit sawo gelap dan rambut berwarna merah, juga pakaiannya yang kumel. Tapi seiring perkembangan zaman, kata Alay ini diartikan sebagai seorang yang sok gaul, dari cara berpakaian, gaya bahasa yang dibuat-buat, cara penulisan yang dibuat-buat, sehingga susah untuk dimengerti, dan membuat orang harus berupaya keras dalam membaca tulisan tersebut.
Ciri-ciri orang Alay dalam berpakaian misalnya, berani mengkombinasikan warna dan corak baju, walaupun nggak nyambung dan terlihat aneh ( baju ijo, celana kotak-kotak, sepatu merah, dan kacamata biru )dan nggak ketinggalan buat para lelaki suka pamer boxer, nggak tau kenapa ? mungkin supaya terlihat keren.
Kalau cirri-ciri orang Alay dalam cara penulisan yaitu penulisan gede kecil misalnya “kAmmuyh agY ma cPPa? Duh, ribet ya, kalau harus mengetik huruf gede kecil.

Ternyata Alay juga ada beberapa tingkatan diantaranya :
1.Alay tingkat paling rendah yaitu tulisan disingkat-singkat dan biasanya pada akhir kata menggunakan huruf Z.
Misalnya : gy apz kamYuu?
Quwh mlz bgtz

2.Alay tingkat rendah yaitu penggantian kata-kata ,misalnya gw jadi w atau lo jadi lw.

3.Alay tingkat sedang yaitu orang yang biasanya membuat album khusus foto artis idolanya di jejaring sosial.

4.Alay tingkat parah misalnya foto dengan gaya tangan ditempel dibibir, kemudian foto dari atas. Dan masih banyak lagi contoh dari tingkatan-tingkatan alay.

Bahkan sekarang bagi kalian yang tidak mengerti bahasa alay ada kamusnya juga loh.
contohnya :
apa : app, apz
gw : w, wa
lo : lw, loe
imut : imoetzz, mutz
Dan masih banyak contoh kata lain yang dibuat menjadi aneh dari pengucapannya maupun tulisannya.

Resensi Film





Judul : Hachiko A Dog’s Story
Pemain : Richard Gere, Joan Allen
Sutradara : Lasse Hallstrom

Hachiko A Dog’s Story menceritakan kesetiaan seekor anjing kepada tuannya. Sepulang dari bekerja tepatnya distasiun Kereta Api Bedridge, Wonsocked, Amerika Serikat yaitu tempat Profesor Parker Wilson (Richard Gere) menemukan seekor anjing kecil yang lucu. Kemudian anjing tersebut dibawa pulang kerumahnya.

Setelah sampai dirumah Profesor menyembunyikan anjing tersebut dari istrinya Cate (Joan Allen). Anjing tersebut ia beri nama Hachiko. Dan sampai akhirnya istrinya pun mengetahui bahwa dirumahnya ada seekor anak anjing, Cate tidak menyetujui , dan menyuruh Parker agar anak anjing tersebut tidak berada di dalam rumah, dan anjing tersebut harus dikembalikan kepada pemiliknya.

Dan malam harinya, Parker menaruh Hachiko digudang yang letaknya dipekarangan rumahnya. Namun, Hachi merasa kesepian, dia terus menggonggong.
Keesokan harinya, anak perempuan Parker yaitu Andy Wilson (Sarah Roemer) melihat Hatchi dan sangat suka pada anjing tersebut, tetapi Cate sedang berusaha untuk memberi informasi ke media tentang penemuan anjing tersebut. Tapi setelah Cate melihat betapa bahagiaya suami dan anaknya bermain bersama Hachi, mereka tertawa.

Dan akhirnya Cate memutuskan untuk membiarkan Hatchi untuk tinggal bersama dengan mereka. Cate merawat Hachi hingga dia tumbuh besar.
Setiap hari, sebelum Parker berangkat kerja, ia selalu bercanda, bermain dengan Hachi, dan sampai akhirnya ia mengikuti kemana Parker pergi, ia selalu menemani Parker berangkat sampai stasiun, dan selalu menunggu kedatangan Parker distasiun itu juga.

Sampai suatu hari Hachi tidak menemukan Parker distasiun, dia setia menunggu sampai tuannya datang, dan pulang kerumah bersama-sama. Setelah beberapa lama ia menunggu dan tuannya tak kunjung datang, Hachi pun tak pulang kerumahnya. Dan akhirnya Andy mencari Hachi distasiun.

Hachi pun tak tahu, kalau tuannya sudah meniggal. Hachi menjadi anjing yang yang pemurung.Akhirnya rumah mereka dijual, dan Cate pindah kesuatu tempat, Hatchi dirawat oleh Andy.

Kekurangan dalam film ini adalah banyaknya adegan yang diulang dan adegan yang hampir mirip satu sama lain. Singkatnya jalan cerita namun berdurasi 90 menit membuat film ini cenderung membosankan pada pertengahan cerita. Namun, emosi sedih penonton mulai meningkat ketika mendekati akhir cerita.
Sutradara Lasse Hallstrom mengemas cerita ini dengan apik, dan alur yang cukup lambat. Kerja keras tim pelatih anjing pemeran Hachiko tergolong sukses sebab anjing tersebut seolah bisa menunjukkan emosi dan ekspresinya yang memesona penonton.
http://elisabetyas.wordpress.com/2010/03/22

kata baku

abstrak - abstrac
aki - accu
akomodasi - akomodir
aksi - action
aktif - aktip
aktivitas - aktifitas
aktivitas - aktifitas
akuarium - aquarium
anggota - anggauta
antarnegara - antar negara
apotek - apotik
atlet - atlit
berpikir - berfikir
bus -bis
cenderamata - cinderamata
dasawisma - dasa wisma
deputi - deputy
devaluasi - defaluasi
diagnosis -diadnosa
dipersilakan - dipersilahkan
direktur - director
disahkan - disyahkan
elektronik - electronik
hakikat - hakekat
hierarki - hirarkhi
hipotesis -hipotesa
imbau - himbau
institut - institute
kaidah - kaedah
konduite - kondite
kongres - konggres
konkret - konkrit-kongkrit
kualitas - kwalitas
kultur - culture
legalisiasi - legalisir
lesung pipi - lesung pipit
memesona - mempesona
mengesampingkan- mengenyampingkan
mengkreditkan - mengreditkan
mengubah - merubah
monarki - monarkhi
nasihat - nasehat
objek - obyek
pancaroba - panca roba
pascapanen - pasca panen
pelanggan - langganan
pengkreditan - pengreditan
pertanggungjawaban - pertanggung jawaban
pihak - fihak
psikiatri-psychiatry
grup - group
pukul 19.30 WIB - jam 19.30 WIB
relatif - relative
repertoar - repertoire
rute - route
sekadar - sekedar
sekuritas - Security
sistem - sistim
sportif - sportip
sportivitas - sportifitas
standardisasi - standarisasi
struktur - structure
taksi - taxi
teater - theatre
teknologi - tekhnologi; technologi
telepon - tilpon-telpon
terempas - terhempas
universitas - university
utang - hutang

perubahan kata baku ke 2

Pembakuan bahasa adalah proses pemilihan satu ragam bahasa untuk dijadikan bahasa baku (resmi) kenegaraan, serta usaha pembinaan dan pengembangannya, yang bisa dilakukan terus-menerus.

Contoh bahasa Tidak Baku - Baku
dipersilakan – dipersilahkan
imbau – himbau
memesona - mempesona
mengesampingkan- mengenyampingkan
mengkreditkan - mengreditkan
mengubah - merubah
pelanggan - langganan
pengkreditan - pengreditan
pertanggungjawaban - pertanggung jawaban
sekadar – sekedar
taksi – taxi
universitas - university
utang - hutang

Senin, 01 November 2010

Perubahan Kata Baku

Bahasa sebagai alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau berita, fakta, pendapat, dan lain sebagainya. Maka dari itu pentingnya bahasa dalam masyarakat dapat dibuktikan dalam komunikasi sehari-hari manusia yang selalu menggunakan bahasa untuk menyampaikan gagasan atau pikirannya kepada manusia lain. Bahasa sangat penting untuk komunikasi kita dalam sehari-hari. Tetapi dalam era globalisasi sekarang ini banyak pencampuran bahasa dalam berkomunikasi yang dilakukan atau perubahan bahasa yang sudah tidak baku lagi. Di dalam penggunaan bahasa masih banyak kesalahan-kesalahan yang dipakai dalam berkomunikasi.

Bahasa Indonesia mempunyai sebuah aturan yang baku dalam pengguanaanya, namun dalam prakteknya sering terjadi penyimpangan dari aturan yang baku tersebut. Kata-kata yang menyimpang disebut kata non baku. Hal ini terjadi salah satu penyebabnya adalah faktor lingkungan. Faktor ini mengakibabkan daerah yang satu berdialek berbeda dengan dialek didaerah yang lain, walaupun bahasa yang digunakannya terhadap bahasa Indonesia.

Istilah bahasa baku itu sendiri telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun pengenalan istilah tidak menjamin bahwa mereka memahami secara komprehensif konsep dan makna istilah bahasa baku itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau masyarakat berpendapat bahasa baku sama dengan bahasa yang baik dan benar. “Kita berusaha agar dalam situasi resmi kita harus berbahasa yang baku. Begitu juga dalam situasi yang tidak resmi kita berusaha menggunakan bahasa yang baku”. (Pateda,1997 : 30).

Bahasa baku merupakan ragam bahasa yang cara pengucapan atau pun penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah standar atau kaidah-kaidah yang dibakukan. Kaidah standar yang dimaksud dapat berupa :
a.Pedoman ejaan (EYD),
b.tata bahasa baku, dan
c.kamus umum.

Bahasa tidak baku adalah ragam bahasa yang cara pengucapan atau penulisannya memenuhi kaidah-kaidah standar tersebut.



Fungsi Bahasa Baku
Bahasa Indonesia baku mempunyai empat fungsi, yaitu sebagai pemersatu, penanda kepribadian, wibawa, dan kerangka acuan.

Penggunaan Kata Baku
Masuknya kata-kata yang digunakan adalah kata-kata umum yang sudah lazim digunakan atau yang perekuensi penggunaanya cukup tinggi. Kata-kata yang belum lazim atau masih bersifat kedaerahan sebaiknya tidak digunakan, kecuali dengan pertimbangan- pertimbangan khusus.

Penggunaan Ejaan Resmi Dalam Ragam Tulisan
Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disebut ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (singkat EyD) EyD mengatur mulai dari penggunaan huruf, penulisan kata, penulisan partikel, penulisan angka penulisan unsur serapan, sampai pada penggunaan tanda baca.
Misalnya:
Baku : bersama-sama ; Tidak baku : bersama2
Baku : sistem ; Tidak baku : sistim

Penggunaan Lafal Baku Dalam Ragam Lisan
Hingga saat ini lafal yang benar atau baku dalam bahasa Indonesia belum pernah ditetapkan. Tetapi ada pendapat umum bahwa lafal baku dalam bahasa Indonesia adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau lafal daerah.
Misalnya:
Baku : atap ; Tidak baku : atep
Baku : pendidikan ; Tidak baku : pendidi’an
Baku : habis ; Tidak baku : abis

Ciri-ciri Bahasa Indonesia Baku sebagai berikut:
a.Tidak dipengaruhi bahasa daerah
Baku : saya ; Tidak Baku : sayah
Baku : ibu ; Tidak Baku : nyokap

b.Tidak dipengaruhi bahasa asing
Baku : itu benar ; Tidak Baku : itu adalah benar
Baku : kantor tempat ; Tidak Baku : kantor di mana

c.Bukan merupakan ragam bahasa percakapan
Baku : dengan ; Tidak Baku : sama
Baku : member ; Tidak Baku : kasih

d.Pemakaian imbuhan secara eksplisit
Baku : ia bekerja keras ; Tidak Baku : ia kerja keras

e.Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat
Baku : suka akan ; Tidak Baku : suka dengan

f.Tidak terkontaminasi, tidak rancu
Baku : mengesampingkan ; Tidak Baku : mengenyampingkan

g.Tidak mengandung arti pleonasme
Baku : pada zaman dahulu ; Tidak Baku : pada zaman dahulu kala

h.Tidak mengandung hiperkorek
Baku : insaf ; Tidak Baku : insyaf

Perubahan bahasa dapat meliputi semua aspek kebahasaan, baik fonologi (bunyi), morfologi (bentuk), sintaksis (kalimat) dan semantik (makna). Karena perubahan sintaksis dalam bahasa Indonesia tidak banyak penulis temukan , maka pada pembahasan tulisan ini pun dibatasi pada pembicaraan tentang perubahan bunyi (ejaan), bentuk dan makna.

Minggu, 24 Oktober 2010

membersihkan jamur pada kaca!!

1. Siapkan tembakau kering. Bila tidak ada tembakau, Anda bisa mengambil rokok 6 batang, lalu pisahkan tembakau itu dari kertasnya.
2. Rendam tembakau dalam air bersih selama 10 menit dalam satu gayung air
3. Gosokkan tembakau yang sudah direndam ke kaca mobil secara perlahan dengan gerakan melingkar (seperti memoles mobil).
4. Lalu, bilas sampai bersih.
5. Bila masih terlihat bercak jamur, anda dapat mengulangi proses tersebut sampai Anda merasa puas.
6. Namun, bila ada jamur yang membandel, sebaiknya dibawa ke bengkel profesional untuk mengurangi risiko rusaknya kaca mobil Anda.

ada juga advice pada odol tapi nihil...hehe

Kamis, 07 Oktober 2010

Sistem Berbasis Pengetahuan

MY ROBOT " IREF X"

Kemajuan teknologi yang sangat berkembang harus di imbangi dengan ide - ide kreatif dan inovatif dalam membuat suatu terobosan. Robot mungkin sudah tidak asing lagi dalam kehidupan manusia, alangkah baiknya kita mengembangkan fungsional dari robot tersebut. Tentunya robot tersebut akan sangat mempermudah mudah aktivitas manusia.

Pada mata kuliah Sistem Berbasis Pengetahuan ini jika saya diberi kesempatan untuk berangan-angan maka saya akan membuat satu ROBOT yang berfungsi untuk meng-KIT kendaraan bermotor.

Saat ini sudah ada alat untuk meng-KIT kendaraan yang biasa digunakan, seperti menggunakan alat kikir ubin namun apabila digunakan untuk meng-KIT kendaraan diganti dengan busah (agar tidak merusak kendaraan).hehe .

Saya ingin membuat suatu terobosan, dengan membuat satu robot untuk meng-KIT kendaraan (maklum dengan manual sangat-sangat menguras tenaga). Memang perangkat yang diperlukan tidaklah mudah dan tidak murah. Tahap pertama tentu kita harus mempunyai robot dan tentunya perangkat-perangkat yang mendukung robot tersebut seperti yang saya inginkan. Untuk membuat Robot ini saya perkirakan menelan biaya 15000$ plus perangkat-perangkat pendukung sekitar 9000$ ( saya hanya menduga-duga biaya asli yang dibutuhkan lumayan menguras keuangan anda hehe). Cara kerja Robot ini seperti robot-robot yang biasa kita lihat ( tentangga kita jepang ) dengan menaruh KIT tersebut pada bagian kendaraan yang ingin kita tambah kinclong, maka sensor yang ada pada robot tersebut akan secara otomoatis akan meng-KIT kendaraan ada.. Dan hasilnya pun KINNNNNCLOOONGGGG dan halus.hehe. ROBOT ini saya beri nama IREF X . Saya berharap imajinasi saya ini dapat menarik hasrat pecinta teknologi.hahahahhaha

Kamis, 30 September 2010

NARASI

narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.
Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Narasi yang berisi fakta disebut narasi ekspositoris, sedangkan narasi yang berisi fiksi disebut narasi sugestif. Contoh narasi ekspositoris adalah biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Sedangkan contoh narasi sugestif adalah novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.
Pola narasi secara sederhana berbentuk susunan dengan urutan awal – tengah – akhir.
• Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.
• Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda.
• Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.
Langkah menyusun narasi (terutama yang berbentuk fiksi) cenderung dilakukan melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Oleh karena itu, cerita dirangkai dengan menggunakan "rumus" 5 W + 1 H, yang dapat disingkat menjadi adik samba.
1. (What) Apa yang akan diceritakan,
2. (Where) Di mana seting/lokasi ceritanya,
3. (When) Kapan peristiwa-peristiwa berlangsung,
4. (Who) Siapa pelaku ceritanya,
5. (Why) Mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan
6. (How) Bagaimana cerita itu dipaparkan.

sumber: wikipedia.org

RAGAM BAHASA

Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahasa baku itu sendiri. Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri .
[sunting] Jenis ragam bahasa

Berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa dibedakan antara lain atas:

* Ragam bahasa undang-undang
* Ragam bahasa jurnalistik
* Ragam bahasa ilmiah
* Ragam bahasa sastra

Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas:

1. Ragam lisan yang antara lain meliputi:
* Ragam bahasa cakapan
* Ragam bahasa pidato
* Ragam bahasa kuliah
* Ragam bahasa panggung
2. Ragam tulis yang antara lain meliputi:
* Ragam bahasa teknis
* Ragam bahasa undang-undang
* Ragam bahasa catatan
* Ragam bahasa surat

Ragam bahasa menurut hubungan antarpembiacra dibedakan menurut akrab tidaknya pembicara

* Ragam bahasa resmi
* Ragam bahasa akrab
* Ragam bahasa agak resmi
* Ragam bahasa santai
* dan sebagainya

sumber: wikipedia.org

PENYEMPURNAAN EJAAN

Ejaan-ejaan untuk bahasa Melayu / Indonesia mengalami beberapa tahapan sebagai berikut :

Ejaan van Ophuijsen

Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:

  1. Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.
  2. Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.
  3. Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.
  4. Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.

Ejaan Republik

Ejaan ini diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 menggantikan ejaan sebelumnya. Ejaan ini juga dikenal dengan nama ejaan Soewandi. Ciri-ciri ejaan ini yaitu:

  1. Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.
  2. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.
  3. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
  4. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.

Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)

Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Karena perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya, diurungkanlah peresmian ejaan ini.

Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia, semakin dibakukan.

Perubahan yang terjadi :

Indonesia
(pra-1972)

Malaysia
(pra-1972)

Sejak 1972

tj

ch

c

dj

j

j

ch

kh

kh

nj

ny

ny

sj

sh

sy

j

y

y

oe*

u

u

Pada tahun 1947 "oe" sudah digantikan dengan "u".

Beberapa contoh :

Perbedaan-perbedaan antara EYD dan ejaan sebelumnya adalah:

  • 'tj' menjadi 'c' : tjutji → cuci
  • 'dj' menjadi 'j' : djarak → jarak
  • 'oe' menjadi 'u' : oemoem -> umum
  • 'j' menjadi 'y' : sajang → sayang
  • 'nj' menjadi 'ny' : njamuk → nyamuk
  • 'sj' menjadi 'sy' : sjarat → syarat
  • 'ch' menjadi 'kh' : achir → akhir
  • awalan 'di-' dan kata depan 'di' dibedakan penulisannya. Kata depan 'di' pada contoh "di rumah", "di sawah", penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara 'di-' pada dibeli, dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.

sumber: wikipedia

Senin, 10 Mei 2010

Least Cost Combination

Least Cost Combination

Penggunaan kombinasi factor produksi dengan menggunakan biaya yang paling murah. Syarat LCC: MRTS (marginal rate of technical substitution), bila menambah salah satu input maka mengurangi penggunaan input.

Dalam rangka untuk menentukan kombinasi terbaik dari modal dan tenaga kerja untuk menghasilkan output itu, kita harus mengetahui jumlah dana tersedia untuk produsen untuk dibelanjakan pada masukan dan juga harga masukan. Anggaplah bahwa produsen telah dipelepasannya. 10.000 untuk dua input, dan bahwa harga dari dua masukan sebagai. 1000 per unit modal dan. 200 per unit tenaga kerja. Perusahaan akan memiliki tiga kemungkinan alternatif sebelumnya.

1. Untuk menghabiskan uang hanya pada modal dan aman 10 unit itu.

2. Untuk menghabiskan jumlah tersebut hanya pada tenaga kerja dan mengamankan 50 unit tenaga kerja.

3. Untuk menghabiskan jumlah tersebut sebagian pada modal dan sebagian pada tenaga kerja.

Garis harga faktor juga dikenal sebagai garis isocost karena mewakili berbagai kombinasi input yang dapat dibeli untuk jumlah uang yang diberikan dialokasikan. Kemiringan garis harga faktor menunjukkan rasio harga modal dan tenaga kerja yaitu. 1:5.

Dengan menggabungkan isoquant dan garis harga faktor, seseorang dapat mengetahui kombinasi optimal faktor-faktor yang akan memaksimalkan output.

PRODUKSI OPTIMAL

Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan. Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimun. Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biaya persediaan atau total inventori cost (TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
1.Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
2.Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
3.Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.

Penentuan Volume Produksi yang Optimal dengan Metode
Economic Production Quantity (EPQ): Persediaan produk dalam suatu perusahaan berkaitan dengan volume produksi dan besarnya permintaan pasar. Perusahaan harus mempunyai kebijakan untuk menentukan volume produksi dengan disesuaikan besarnya permintaan pasar agar jumlah persediaan pada tingkat biaya minimal. Menurut . Metode EPQ dimaksudkan untuk menentukan besarnya volume produksi yang optimal, dalam artian cukup untuk memenuhi kebutuhan dengan biaya yang serendah-rendahnya. Penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variabel saja. Biaya variabel dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sebagai berikut:
a.Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
b.Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).
ketika biaya persiapan produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan sebelum produksi berlangsung. Biaya ini timbul karena perusahaan memproduksi sendiri bahan baku yang akan digunakan. Biaya ini terdiri dari : (1) biaya mesin-mesin menganggur, (2) biaya persiapan tenaga kerja langsung, (3) biaya scheduling, (4) biaya ekspedisi dan sebagainya.
Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
A.Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin)
B.Biaya modal (opportunity cost of capital)
C.Biaya keusangan
D.Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
E.Biaya asuransi persediaan
F.Biaya pajak persediaan
G.Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan
H.Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.

Kedua jenis biaya tersebut mempunyai hubungan dengan tingkat persediaan. Biaya persiapan produksi berbanding terbalik dengan tingkat persediaan. Biaya penyimpanan berbanding lurus dengan tingkat persediaan. Semakin banyak biaya yang dikeluarkan untuk persiapan produksi, tingkat persediaan semakin kecil dan sebaliknya. Bila biaya penyimpanan semakin besar, tingkat persediaan semakin besar atau sebaliknya.